Cukup banyak peran SketchUp dalam proses pembangunan sebuah rumah,
antara dalam pembuatan:
Untuk tahap awal, saya mendisain sendiri layout rumah, tangga, fasad dan sebagainya. Karena ingin mendapatkan second opinion, saya menyerahkan disain tersebut ke arsitek. Tujuannya untuk mendapatkan disain fasad rumah yang tidak terlalu mengikuti trend saat ini agar modelnya lebih 'panjang umur', dan untuk meyakinkan bahwa kaidah arsitekturnya telah terpenuhi.
Selama pembuatan disain, komunikasi dilakukan dengan memakai SketchUp. Setiap disain yang disampaikan oleh arsitek, saya tuangkan kedalam SketchUp untuk diperbaiki dan ditanggapi. Dengan demikian konsultasi bisa dilakukan dengan email karena tidak banyak lagi dibutuhkan komunikasi verbal. Pada bagian akhir konsultasi, Arsitek mengirimkan gambar 2-D dalam bentuk file AutoCad sehingga bisa dijadikan referensi untuk membuat file Sketchup dengan dimensi yang tepat.
Selain itu, keperluan saya untuk mempunyai disain konstruksi yang detil adalah juga untuk merencanakan pentahapan pembangunan. Untuk ukuran saya, rumah ini cukup besar sehingga perlu dibuat sebagai rumah tumbuh.
Dari proses disain konstruksi dapat ditentukan bahwa rumah ini akan dibangun dalam tiga tahap. Untuk menghindari bongkar pasang, diindikasikan struktur mana yang perlu dibuat dari tahap awal dan mana yang bisa ditunda.
Semua disain detil disesuaikan dengan produk yang akan dipakai. Ada beberapa produsen yang dalam websitenya memberikan model 3-D produk mereka dalam format CAD yang bisa diimport ke SketchUp Versi 6/ 7.0. Contohnya peralatan kamar mandi Grohe. Berbagai peralatan kamar mandi dan dapur merek Kohler ada di Google Warehouse, sudah siap pakai.
Rajin-rajin meng-Google, atau buat aja sendiri. Contohnya, tangga diatas dibuat detil, dimana bentuk dan ukuran tiangnya adalah sesuai dengan produk tangga yang ditawarkan oleh sebuah produsen railing tangga di Indonesia.
Pada saat mendisain jendela, saya memanfaatkan kemampuan SketchUp untuk membuat simulasi bayangan matahari untuk mempelajari jatuhnya sinar matahari kedalam rumah. Dari sini saya tahu daerah mana yang banyak terekspose sinar matahari sore dan mencari cara penanggulangannya misalnya dengan menaman pohon dan membuat shade.
Sound complicated? Tidak juga, karena mendisainnya memakai pluggin 3skeng versi gratis (berlaku sampai April 2010). Dari sini bisa ditentukan kebutuhan pipa dan accesories nya. Fokusnya pada pipa air yang didorong pakai booster pump karena memakai pipa PEX yang accesories nya relatif mahal.
Penentuan kebutuhan peralatan listrik.
Saya tidak membuat sendiri disain instalasi listrik. Saya hanya
menentukan letak dari seluruh titik lampu dan saklar-saklarnya, stop
kontak dan
peralatan listrik lainnya secara detil. Diinginkan supaya nantinya
tidak akan perlu pakai
extention cord/kabel gulung, untuk itu jumlah stop kontak masing-masing
ruangan cukup banyak sesuai dengan rekomendasi
IEE. Dari letak stopkontak/saklar ini kemudian instalasinya digambar
dan dipasang
oleh ahlinya.
Saya memakai komponen pelistrikan merek Panasonic . Produsen ini menjual listrik dalam bentuk komponen terurai seperti yang terlihat di website diatas. Untuk masing saklar dan stopkontak ditentukan fungsinya dan dibuatkan komponen SketchUp-nya dan memberi nama komponen sesuai dengan part number produk ybs. Setelah semua terposisikan, SketchUp dapat merinci banyaknya komponen yang ada dalam disain. List ini yang saya bawa ke Pasar Kenari untuk dibeli.
Saya memakai dinamic component yang didapat dari Google 3D-Warehouse sehingga pembuatannya menjadi cukup mudah.
Gambar disamping adalah disain peletakan ubin ukuran 60x60 cm (dalam kenyataannya, ukuran ini bisa berbeda tegantung pada model dan kode produksi). Ubin yang berwarna menunjukan ubin yang mengalami pemotongan. Dari gambar ini saya tentukan berapa kebutuhan ubin termasuk alokasi untuk kesalahan dan kerusakan. Dengan cara ini, saya bisa menghindari pembelian bahan yang berlebih.
Sebagian gambar teknis saya buatkan juga dalam bentuk 2 dimensi sebagaimana lazimnya dibuat oleh arsitek (khususnya untuk aspek yang dikerjakan oleh pihak luar).
Disain kabinet dapur dan kamar mandi dibuat detil sampai kepada ukuran dan sambungan rangka-rangka kayu dan pemakaian multiplek, granit dsb.
Gambar disamping adalah salah satu contoh aspek interior yang saya buat dan kemudian dirender pakai Kerkhythea. Kalau diperhatikan gambar ini masih grainy karena pada saat itu saya lebih menekankan pada aspek pencahayaan.
Masih banyak lagi yang saya lakukan dengan SketchUp. Kemungkinan besar dengan belajar melalui blog ini, anda juga akan bisa melakukannya. Trust me. But beware, it's addictive.
- Grand Disain.
- Disain Detail
- Disain Interior.
Grand Desain
Yang saya maksud grand disain adalah disain yang menyangkut layout, letak pintu jendela, bentuk fasad dan atap dsb dari keseluruhan rumah. Saya menyebutnya sebagai Grand Disain karena ini adalah rumah tumbuh.Untuk tahap awal, saya mendisain sendiri layout rumah, tangga, fasad dan sebagainya. Karena ingin mendapatkan second opinion, saya menyerahkan disain tersebut ke arsitek. Tujuannya untuk mendapatkan disain fasad rumah yang tidak terlalu mengikuti trend saat ini agar modelnya lebih 'panjang umur', dan untuk meyakinkan bahwa kaidah arsitekturnya telah terpenuhi.
Selama pembuatan disain, komunikasi dilakukan dengan memakai SketchUp. Setiap disain yang disampaikan oleh arsitek, saya tuangkan kedalam SketchUp untuk diperbaiki dan ditanggapi. Dengan demikian konsultasi bisa dilakukan dengan email karena tidak banyak lagi dibutuhkan komunikasi verbal. Pada bagian akhir konsultasi, Arsitek mengirimkan gambar 2-D dalam bentuk file AutoCad sehingga bisa dijadikan referensi untuk membuat file Sketchup dengan dimensi yang tepat.
Disain struktur dan Pentahapan Pembangunan.
Dari grand disain diatas saya meminta bantuan seorang engineer untuk mendisain struktur rumah agar didapat konstruksi yang tepat dan sesuai dengan faktor kekuatan dan keekonimisan.Selain itu, keperluan saya untuk mempunyai disain konstruksi yang detil adalah juga untuk merencanakan pentahapan pembangunan. Untuk ukuran saya, rumah ini cukup besar sehingga perlu dibuat sebagai rumah tumbuh.
Dari proses disain konstruksi dapat ditentukan bahwa rumah ini akan dibangun dalam tiga tahap. Untuk menghindari bongkar pasang, diindikasikan struktur mana yang perlu dibuat dari tahap awal dan mana yang bisa ditunda.
Disain detail
Kecuali dinding, hampir semua aspek pembangunan rumah disiapkan disain detail dan gambar teknis. Mulai dari bentuk detil dari jendela, pintu, dan architrave; disain kamar mandi; disain tangga utama dan tangga putar; bahkan sampai peletakan ubin-ubin.Semua disain detil disesuaikan dengan produk yang akan dipakai. Ada beberapa produsen yang dalam websitenya memberikan model 3-D produk mereka dalam format CAD yang bisa diimport ke SketchUp Versi 6/ 7.0. Contohnya peralatan kamar mandi Grohe. Berbagai peralatan kamar mandi dan dapur merek Kohler ada di Google Warehouse, sudah siap pakai.
Rajin-rajin meng-Google, atau buat aja sendiri. Contohnya, tangga diatas dibuat detil, dimana bentuk dan ukuran tiangnya adalah sesuai dengan produk tangga yang ditawarkan oleh sebuah produsen railing tangga di Indonesia.
Pada saat mendisain jendela, saya memanfaatkan kemampuan SketchUp untuk membuat simulasi bayangan matahari untuk mempelajari jatuhnya sinar matahari kedalam rumah. Dari sini saya tahu daerah mana yang banyak terekspose sinar matahari sore dan mencari cara penanggulangannya misalnya dengan menaman pohon dan membuat shade.
Desain Plumbing
Instalasi Plumbing saya desain sendiri. Ada empat kelompok perpipaan air bersih: (a) Pipa air PAM yang langsung naik ke tangki penampungan/toren; (b) air dingin yang langsung dari Tangki air untuk keperluan kloset dan kamar mandi lantai bawah; (c) air dingin dan (d) air panas untuk kamar mandi lantai atas yang diambil dari toren setelah melalui pompa booster. Untuk menjaga tekanan air panas, perpipaan air panas membentuk loop.Sound complicated? Tidak juga, karena mendisainnya memakai pluggin 3skeng versi gratis (berlaku sampai April 2010). Dari sini bisa ditentukan kebutuhan pipa dan accesories nya. Fokusnya pada pipa air yang didorong pakai booster pump karena memakai pipa PEX yang accesories nya relatif mahal.
Penentuan kebutuhan peralatan listrik.
Saya tidak membuat sendiri disain instalasi listrik. Saya hanya
menentukan letak dari seluruh titik lampu dan saklar-saklarnya, stop
kontak dan
peralatan listrik lainnya secara detil. Diinginkan supaya nantinya
tidak akan perlu pakai
extention cord/kabel gulung, untuk itu jumlah stop kontak masing-masing
ruangan cukup banyak sesuai dengan rekomendasi
IEE. Dari letak stopkontak/saklar ini kemudian instalasinya digambar
dan dipasang
oleh ahlinya. Saya memakai komponen pelistrikan merek Panasonic . Produsen ini menjual listrik dalam bentuk komponen terurai seperti yang terlihat di website diatas. Untuk masing saklar dan stopkontak ditentukan fungsinya dan dibuatkan komponen SketchUp-nya dan memberi nama komponen sesuai dengan part number produk ybs. Setelah semua terposisikan, SketchUp dapat merinci banyaknya komponen yang ada dalam disain. List ini yang saya bawa ke Pasar Kenari untuk dibeli.
Peletakan ubin-ubin/parket
Untuk mendapatkan disain yang baik dan efisiensi pembelian bahan, semua penutup lantai dibuatkan disainnya secara detil dengan mengambil ukurannya langsung dari bahan yang akan dipakai. Ubin yang akan dibeli, saya ukur dulu secara detil (dalam mm) kemudian digambar.Saya memakai dinamic component yang didapat dari Google 3D-Warehouse sehingga pembuatannya menjadi cukup mudah.
Gambar disamping adalah disain peletakan ubin ukuran 60x60 cm (dalam kenyataannya, ukuran ini bisa berbeda tegantung pada model dan kode produksi). Ubin yang berwarna menunjukan ubin yang mengalami pemotongan. Dari gambar ini saya tentukan berapa kebutuhan ubin termasuk alokasi untuk kesalahan dan kerusakan. Dengan cara ini, saya bisa menghindari pembelian bahan yang berlebih.
Gambar Teknis
Dari kesemua itu saya siapkan gambar teknis untuk dilapangan. Pada awalnya butuh pembiasaaan dari mandor dan tukang untuk memahami gambar teknis dalam format 3 dimensi. Namun dengan penjelasan yang memadai hambatan ini dengan mudah bisa diatasi.Sebagian gambar teknis saya buatkan juga dalam bentuk 2 dimensi sebagaimana lazimnya dibuat oleh arsitek (khususnya untuk aspek yang dikerjakan oleh pihak luar).
Disain Interior
SketchUp juga saya pakai untuk membuat beberapa disain interior seperti: kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga dan dapur, termasuk pembuatan lemari-lemari /kabinet kamar mandi dan dapur.Disain kabinet dapur dan kamar mandi dibuat detil sampai kepada ukuran dan sambungan rangka-rangka kayu dan pemakaian multiplek, granit dsb.
Gambar disamping adalah salah satu contoh aspek interior yang saya buat dan kemudian dirender pakai Kerkhythea. Kalau diperhatikan gambar ini masih grainy karena pada saat itu saya lebih menekankan pada aspek pencahayaan.
Masih banyak lagi yang saya lakukan dengan SketchUp. Kemungkinan besar dengan belajar melalui blog ini, anda juga akan bisa melakukannya. Trust me. But beware, it's addictive.
No comments:
Post a Comment